Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Kabupaten Sragen Gelar EXPO Sesarengan Ngawasi Pemilihan"Sangiran Culture Festival" 2024

1237

Bawaslu Kabupaten Sragen menggelar acara EXPO Sesarengan Ngawasi Pemilihan 2024 di Lapangan Desa Krikilan

Sragen, Sabtu (12/10/2024) – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sragen menggelar acara EXPO Sesarengan Ngawasi Pemilihan 2024 di Lapangan Desa Krikilan, Kalijambe. Acara ini mengambil tema Sangiran Culture Festival dan dikemas dalam pertunjukan budaya rakyat yang bertujuan untuk menyentuh sisi psikologis masyarakat Sragen dalam mentransformasi pesan-pesan moral pengawasan serta melestarikan kebudayaan asli Sragen yang hampir punah.

Ketua Bawaslu Sragen, Dwi Budhi, dalam sambutannya dan deklarasi Desa Anti Politik Uang dan Desa Pengawasan menekankan pentingnya integritas dalam pelaksanaan pemilihan serentak 2024. Ia mengajak semua pihak untuk berkomitmen melaksanakan pemilihan dengan jujur, adil, dan tertib, serta menolak hoaks dan ujaran kebencian. Dwi Budhi juga menegaskan bahwa deklarasi ini bertujuan untuk menjaga kedamaian dan keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Desa-Desa yang antara lain 

Desa Anti Politik Uang.

1. Desa Krikilan                                  Kades: Narno

2. Desa Jetiskarangpung                Kades: Supardi JS

3. Desa Keden                                   Kades: Supiyanto

Desa Pengawasan

1. Desa Banaran                                Kades: Joko Rahayu

2. Desa Ngebung                              Kades: BP. H Sutar

3. Desa Sambirembe                       Kades: Endang Fatmawati, S.Ag

4. Desa Trobayan                              Kades: Sadianto

5. Desa Saren                                    Kades: Mustajab

6. Desa Bukuran                               Kades: Heriyanto

7. Desa Tegalombo                           Plt Kades: Widadi

8. Desa Wonorejo                             Kades : Edi Subagiyo Sp.Msi

9. Desa Kalimacan                           Kades : Hariyanto

10. Desa Donoyudan                       Kades : Hariyanto

11.Desa Karangjati                           Kades : Poniman S.H

Acara ini juga menampilkan berbagai kesenian lokal, di Mulai dengan grup Musik Allegro musik Angklung  dengan aransemen Gamelan,kendang  dari Institut Seni Surakarta (ISI) membawakan lagu-lagu Jawa yang sedang Hit seperti Lintang Asmoro,Selendang biru,sigar dll sebagai musik pembuka untuk menarik masyarakat agar berbondong-bondong menuju depan panggung, penampilan kesenian kedua yaitu  Kesenian Rodad Bukuran yang menampilkan semua perpaduan antara Seni Tari,Seni Musik Rebana dan Seni Bela Diri di mainkan sekitar 32 Pemain yang rata-rata sudah tidak muda lagi, di lirik lagu yang dinyanyikan mengandung doa doa yang sangat menyentuh hati,musik Rebana Dengan Terbang yang besar menandakan alat musik tersebut sudah lama di buat tapi masih menghasilkan suara-suara yang sangat Indah atau mungkin karena Di mainkan pemain yang sudah berpengalaman puluhan tahun,atraksi bela diri yang di peragakan adalah bela diri memegang api tidak apa-apa, di pecut tidak apa-apa,bahkan bisa menyemburkan Api dari mulutnya di endingnya pemain dengan memakai Topeng seperti Harimau itupun menari-nari dengan Senangnya,. Penampilan selanjutnya adalah  Teater Sangir menampilkan musik  Gejog Lesung sebuah Grup Teater Asli dari Desa Krikilan yang sudah melanglang buana se antera Negeri para pemainnya terdiri dari ibu-ibu yang sudah sepuh-sepuh sebuah lesung yang di pukul berirama sehingga mengeluarkan bunyi-bunyi dengan nada yang membuat Takjub seluruh penonton Teater Sangir  membawakan seni drama dengan judul Bendera Depan rumahku yang menceritakan Perebutan Warna-warna bendera yang terbaik oleh berbagai lapisan masyarakat mereka menganggap warna benderanya adalah warna yang terbaik hingga di suatu waktu mereka bertemu dan terjadilah perkelahian yang sangat dasyat dan munculnya PKD Desa Krikilan atas nama Suyanto sebagai implementaai dari Bawaslu yang melerai semua yang berkelahi dan menyadarkan bahwa beda pilihan tidak apa-apa tetapi bhineka Tunggal Ika harus di jaga dan bendera yang harus kita jaga dan kita hormati adalah Bendera Merah Putih dan semua bendera-bendera yang di bawa oleh masing-masing orang tadi di letakkan dan semua memberi Hormat kepada Sang Merah Putih dan bernyanyi bersama Indonesia Tanah Airku dan Mars Pengawas Pemilu. Penampilan terakhir yaitu Seni Teater Umbul Donga omah Topeng Surakarta yang menampilkan perpaduan seni Wayang,Seni Gamelan dan seni tari yang mana menceritakan tentang Penciptaan Alam Semesta mengharapkan ridho dan restu Dari sang pencipta Terlebih Event Pemilihan Serentak ini semuanya harus mau meletakkan ego, harus berdasarkan ibadah agar mendapatkan ridho Dari sang pencipta Allah SWT,Bawaslu adalah kunci event Pemilihan Serentak berjalan dengan Adil maka Bawaslu bekerja bukan saja untuk menegakkan Pemilu tetapi juga karena Ibadah karena dengan niat Ibadah semua akan di permudah  Dwi Budhi berharap masyarakat Sragen dapat lebih akrab dengan kearifan lokal budayanya dengan penampilan-penampilan Seni Budaya yang di tampilkan dan menarik generasi Muda untuk mau berlatih dan melestarikan budaya-budaya lokal Sragen.

Bupati Sragen yang diwakili oleh Bapak Samsuri staf ahli bidang hukumpemerintah dan politik, menyampaikan apresiasi kepada Bawaslu atas kegiatan ini sebagai media edukasi. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif antara penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk mensukseskan Pemilihan 2024.

Ibu Diana Ariyanti, Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, juga mengajak masyarakat untuk menikmati kesenian yang disajikan dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pilkada yang jujur dan berintegritas.Dengan semangat kebersamaan, diharapkan Pilkada di Sragen dapat menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat. Acara ini tidak hanya berlangsung di Sragen, tetapi juga di 17 titik di seluruh Jawa Tengah, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan pemilu.

Penulis dan Foto: Budhi 

Editor: Hum@s